Karena sudah cukup lama dan keterbatasan sumber, Peninggalan TGH. Umar
yang terkenal bisa dihitung yaitu Masjid al-Umary Kelayu, Kitab Maulidil
Barzanji yang dikenal dengan Burdah Al Umary – Kelayu dan kitab La’luil
Mansyur.
Sumber Juwitour BLOG di Wanasaba menyebutkan ada juga peningalannya yang hanya bisa dipelajari dan diamalkan oleh orang-orang tertentu, bernama Kitab Hakikat Insan.
Baca Artikel dari Awal : Tuan Guru Umar Mas Merah
TGH. Umar juga disebut sebagai Tuan Guru yang tidak membuat kotak-kotak. Itu di dasarkan penafsiran sumber yang coba penulis hubungi karena beliau tidak ingin suatu saat nanti kekaromahan dan perjuangannya dijadikan sebagai perbedaan pendapat atau perpecahan di kalangan para jamaahnya.
Hal ini juga dibuktikan dengan cerita terkait tanah kelahirannya, Kelayu yang pada / di masa sebelum dan masa hayat TGH Umar banyak didatangi oleh para pendatang dengan berbagai karakter.
Tapi karena kemampuan TGH.Umar sebagai tokoh yang mengayomi, maka Kelayu dari sejak di tinggalkan beliau, aman dan bersatu. Dari filosofi itulah, murid-muridnya (dari berbagai sumber) kini merintis nama besar beliau untuk sebuah inspirasi dan revolusi berfikir.
Nama beliau di abadikan dalam Sebuah Yayasan bernama Yayasan TGH. Umar - Kelayu. Yayasan ini mengayomi semua golongan, dengan harapan jangan sampai terjadi perpecahan karena perbedaan.
Prinsip yang sering penulis dengar dari apa yang ingin di sumbangkan oleh Yayasan TGH Umar - Kelayu adalah keterbukaan pola pikir, kebebasan berorganisasi, berpendapat, jauh dari fanatisme golongan dan menurut salah pencetus berdirinya dikatakan bahwa yang pasti / mutlak itu hanyalah al-Qur'an dan Hadits Sahih Baginda Nabi Besar Muhammad SAW.
Sumber Juwitour BLOG di Wanasaba menyebutkan ada juga peningalannya yang hanya bisa dipelajari dan diamalkan oleh orang-orang tertentu, bernama Kitab Hakikat Insan.
Baca Artikel dari Awal : Tuan Guru Umar Mas Merah
TGH. Umar juga disebut sebagai Tuan Guru yang tidak membuat kotak-kotak. Itu di dasarkan penafsiran sumber yang coba penulis hubungi karena beliau tidak ingin suatu saat nanti kekaromahan dan perjuangannya dijadikan sebagai perbedaan pendapat atau perpecahan di kalangan para jamaahnya.
Hal ini juga dibuktikan dengan cerita terkait tanah kelahirannya, Kelayu yang pada / di masa sebelum dan masa hayat TGH Umar banyak didatangi oleh para pendatang dengan berbagai karakter.
Tapi karena kemampuan TGH.Umar sebagai tokoh yang mengayomi, maka Kelayu dari sejak di tinggalkan beliau, aman dan bersatu. Dari filosofi itulah, murid-muridnya (dari berbagai sumber) kini merintis nama besar beliau untuk sebuah inspirasi dan revolusi berfikir.
Nama beliau di abadikan dalam Sebuah Yayasan bernama Yayasan TGH. Umar - Kelayu. Yayasan ini mengayomi semua golongan, dengan harapan jangan sampai terjadi perpecahan karena perbedaan.
Prinsip yang sering penulis dengar dari apa yang ingin di sumbangkan oleh Yayasan TGH Umar - Kelayu adalah keterbukaan pola pikir, kebebasan berorganisasi, berpendapat, jauh dari fanatisme golongan dan menurut salah pencetus berdirinya dikatakan bahwa yang pasti / mutlak itu hanyalah al-Qur'an dan Hadits Sahih Baginda Nabi Besar Muhammad SAW.