Tuan Guru Pertama dan Sosok Tuan Guru Umar

JUWITOUR ULAMA : Tuan Guru adalah tokoh yang memiliki ilmu pengetahuan agama dalam penyebaran Islam di Pulau Lombok. Dari berbagai tinjauan gelar Tuan Guru Pertama kali di Lombok diberikan kepada Tuan Guru Umar Kelayu.

Pantauan kebahasaan, Tuan artinya haji dan guru artinya tokoh tempat menimba Ilmu atau tokoh yang mendakwahkan agama Islam. Tokoh seperti ini di Pulau Jawa di sebut Kyai.

Ciri-ciri Tuan Guru

Dalam pemahaman masyarakat Pulau Lombok disebut tuan guru apabila sudah menunaikan haji dan merupakan tokoh yang memiliki murid atau pengikut yang sangat banyak.

Artinya orang yang sudah menunaikan ibadah Haji disebut juga tuan tapi tidak disebut tuan guru. Walaupun memiliki jamaah yang banyak tapi belum haji juga tidak disebut tuan guru dan hanya disebut guru.

Walaupun menjadi guru dan haji jika tidak mengajarkan atau mendakwahkan Ilmu Agama juga tidak disebut tuan guru. Kesimpulannya ciri-ciri atau syarat disebut tuan guru adalah
1. Pernah menunaikan Ibadah Haji
2. Memiliki Ilmu Pengetahuan Agama Islam
3. Mendakwahkan Agama Islam
4. Memiliki Murid atau Jamaah yang menyebutnya Tuan Guru
5. Taat menjalankan ajaran Agama yang dibuktikan dari Imaniyah, Ibadah, Muammalah, Muasyarah dan Ahlak

Tuan Guru Umar Kelayu

Ulama’ besar ini (Datuk Umar atau Tuan Guru Umar) dari berbagai sumber disimpulkan memiliki prinsip “Hidup untuk Berjuang bukan Berjuang untuk Cari Hidup”. Bahkan jejak beliau sangat terasa dan membekas pada diri keluarga, jamaah dan ummat sampai saat ini.

Kita bisa saksikan bagaimana masyarakat Kelayu yang punya garis keturunan langsung dengan beliau, hidup dalam pengaruh nilai-nilai Islam. Beliau tidak mewariskan harta, jabatan, pangkat, tetapi wewariskan keluhuran budi, keikhlasan dalam setiap aspek ibadah dan ketaatan.

Perjalanan dakwahnya sangat terasa sampai luar negeri (Timur Tengah), Nusantara, dan kampung halamannya (Sasak- Lombok). Dengan melahirkan dan membesarkan Tuan Guru yang ada di Lombok. Pada tahun 1929 M. TGH. Umar meminta isteri dan anak-anaknya untuk berangkat menunaikan ibadah Haji ke Baitullah di Makkatul Mukarramah.

Namun isteri dan anak-anaknya tidak mau berangkat tanpa keikutsertaan TGH Umar. Setelah melalui berbagai pertimbangan, TGH. Umar pun bersedia turut serta walaupun dengan sangat berat hati meninggalkan jama’ah dan masjid yang dibangun belum selesai 100%.

Sebelum Tuan Guru Umar Meninggal

Dengan firasat ke ulama’an dan karomahnya, beliau sengaja mengundang jama’ahnya datang ke masjid pada sore hari Jum’at di bulan Rajab tahun 1348 H. (Desember 1929 M) untuk menyampaikan kata-kata perpisahan kepada jama’ah yang dicintainya.

Jama’ah pun berdatangan dari luar desa Kelayu sehingga memenuhi halaman masjid sampai ke pekarangan kantor desa dan pasar Bawa’ Bage serta melimpah sampai ke jalan menuju pasar besar Tago’.

Sebelum menyampaikan kalam-kalam terakhirnya, para jama’ah telah melihat dengan jelas deraian air mata telah membasahi pipinya, namun para jama’ah belum mengetahui apa yang hendak disampaikan oleh sang Guru. Ketika saatnya tiba, beliau berpidato sambil menangis yang mengakibatkan kata-kata agak sulit keluar dari bibirnya.

Dalam tausiyah yang beliau sampaikan dapat dipetik beberapa benang merah, yaitu:
  1. Menyampaikan permohonan ma’af atas segala kekeliruan selama hayatnya,
  2. Jika wafat di Lombok, agar dimakamkan di dekat mimbar masjid Al-Umary Kelayu
  3. Menyerahkan kepengurusan Masjid kepada penghulu desa Haji Muhammad Ali
  4. Mempersaudarakan seluruh murid-muridnya dengan mengikat janji agar semua saling memberi syafa’at kelak di hari kemudian (Yaumul ba’ts padang mahsyar), dan
  5. Mengumumkan kepergiannya ke tanah Suci Makkah serta mohon diri dari para jama’ahnya karena kemungkinan tidak kembali lagi ke pulau Lombok.
Setelah mendengar kata-kata terakhir itu, deraian air mata dari seluruh jama’ah tak dapat dibendung.  Satu tahun setelah kedatangannya di Mekkah, TGH Umar Wafat dalam usia 145 tahun tepatnya tanggal 2 Rabiul Akhir 1349H./1930M. di kediamannya kampung misfalah, Makkah, beliau dimakamkan di Ma’la berdekatan dengan makamnya Ibnu Hajar al-Haithami.

Sumber Pustaka ;
Alsafaroguidestourism.blogspot.co.id. Sejarah Tuan Guru Umar Kelayu
Majalah Religi Edisi 07 /Juni / 2007


Jangan Lupa, Baca Juga :
Peninggalan dan Jasa Tuan Guru Umar
Pendidikan, Guru dan Murid TGH. Umar - Kelayu
Murid Tuan Guru Umar Kelayu
Tuan Guru Umar ke Tanah Suci
Karya-karya dan Peninggalan Tuan Guru Umar
Tuan Guru Umar dan Trah
Tuan Guru Umar dalam Kandungan Bunda