Pantai Selaparang Energi (Kuat Lombok 3 )

JUWITOUR SASTRA. Sahabat, ini adalah sambungan rintian novel yang menceritakan antara kehidupan nyata dan ghaib. Banyak kandungan moral didalamnya.

Hingga ketika kelak ia lahir. Novel ini berdoa, Para Bidadari menghentikan tangisnya untuk pulau yang juga membuat mereka  tertarik. Lombok.

Dalam wasiat renungan masa. Maulana Syaikh Tuan Guru KH. Zainudin Abdul Majid pernah berkata, bahwa, beliau sedih karena ummat disebuah tempat yang disebutkannya, banyak yang meninggalkan ajaran agama Islam.

Hingga beliau berwasiat, agar kita berpegang teguh dengan pokok NW, Iman dan Taqwa. Dengan tokoh yang berbeda. Ada Antih, Ada Saciko dan Saudara kembarnya, ada pula seorang Pemuda dan para figur yang berjasa. Novel ini banyak mengambil dan menebarkan hikmah dibalik wasiat tersebut. Selamat membaca.

Baca Starnya DISINI
~~~~
Mentari pagi itu agak malu menerangi pantai Suryawangi yang baru saja mengisahkan tragedi seorang gadis yang berhasil diselamatkan karena berani melawan arus nikmatnya cabe-cabean.

Andai saja bukan karena jadwal yang sudah ditetapkan. Mungkin saja mentari itu akan tetap bersembunyi, sampai Bidadari puas mengenal siapa Saciko. Namun itulah mentari, symbol kedisiplinan paling inspiratif.

Mentari yang tak terpengaruh dengan sesama mahluknya, walau mahluk itu adalah ratu bidadari yang sedang menjalankan misinya. Kini sang mentari perlahan naik menyinari Pantai Suryawangi yang mulai didatangi manusia yang menikmati keindahannya. 
Sementara itu, sampai matahari terbit dan perlahan Pantai Suryawangi, Labuan Haji dikepung masa, Lalu Emzet mencari Sachiko dalam kebingungan. Benarkah dia Saciko atau sosok itu adalah hantu.

Namun tak mungkin, benak Lalu Emzet. Karena Sachiko adalah Sachiko yang kerap mengundang risau atas sikapnya. Pagi dia begitu rapi, kerap mengundang di sore dan malam hari untuk meluapkan keluh kesahnya.

Tak jarang Lalu Emzet terhirup bau miras dari mulutnya, dan hari ini adalah yang terparah. Masalah dan keadaaan lingkungan, Masalah dan keadaan keluarga.
Masalah yang satupun tak ada yang tau soal gadis misterius itu. Gadis juara yang sungguh cerdas menyembunyikan masalah, namun entah untuk semester ini, semester menjelang ujian Nasional. Lalu Emzet kelas XII dan Saciko kelas X, masa pubertasnya.

Mondar-mandir di Pantai itu, Lalu Emzet memutuskan untuk mencari dan melindungi Saciko dengan do’a. Sambil berharap ada panggilannya via seluler, Lalu Emzet melangkah ke Masjid di Suryawangi. Shalat Dhu’ha. Dalam shalat Lalu Emzet berdoa semoga Saciko dilindungi yang maha kuasa.

 “Ya Allah, sebentar lagi Aku Ujian Nasional. Mengapa Engkau timpakan masalahnya untukku. Ada apa denganku dan bagaimana keadaannya. Apa yang sesungguhnya terjadi dengan dirinya ya Allah,” ujarnya meratap

“Ya Allah, baiklah, aku tak akan berdoa meminta rizki hari ini. Aku hanya berdoa untuknya selamatkan dia dan pertemukan Aku. Seburuk-buruknya Saciko, Dia adalah hambamu, jangan biarkan Saciko melupakan-Mu karena dia tidak mampu apa-apa. Sekarang hanya Engkau yang tau dimana dirinya,”

Aku tak takut dimarahin Ibu karena meminjam bajunya, Aku lebih takut dia hilang dan terjerumus karena g’ ada yang pedulikan, lindungi Hambamu itu ya Allah,”pintaku yang berakhir dengan deringan Hape.

Lalu Emzet berharap deringan itu berasal darinya, tapi sayang itu hanya kiriman sms dari operator. Iblis menggodaku agar berhenti berdoa dan Aku-pun tergoda.
Pantai yang berada di kelurahan Suryawangi, kecamatan Labuhan Haji, Lombok Timur. Pantai Suryawangi berada sekitar 3 Km dari Pantai Labuhan Haji atau sekitar 9 Km dari pusat Kota pemerintahan di Kabupaten Lombok Timur.

Dari Pusat Kota Selong, menuju Pantai Suryawangi bisa melaluidua jalur. Jalur pertama melewati dusun Loang sawak dan jalur ke dua melewati pesisir Pantai Labuhan Haji.

Kedua Jalur ini. Sebelumnya adalah jalur tanah yang bergelombang serta berdebu. Namun karena adicita Bupati Lombok Timur, H. Moch Ali bin Dachlan, yang ingin membangun perekonimian masyarakat Lombok Timur dengan kabupaten terpadatnya, maka maka dua jalur ini bisa dinikmati dengan indah.

Dampaknya, ketika mahluk-mahluk berakal melintas menuju Pantai ini, maka akan ditemukan beberapa mahluk serupa yang menuntut rizki melaluiusaha kecil dan menengah.

Hingga, Lalu Emzet yang masih kebingungan mencari Saciko-pun beristirahat disalahsatu penjual kopi hangat sambil termenung melihat mondar-mandirnya kendaraan di pinggiran pantai.

Saat tertentu, Lalu Emzet memandang sunrise. Lalu Emzet sedikit terhibur. Karena sunrise di Pantai Suryawangi ini memang cukup istimewa. Berada di Pantai ini bagi Lalu Emzet sungguh ‘DEKAT’ dengan matahari pun terasa bahwa maha besar Allah atas segala ciptaannya.

*****

Lalu Emzet kembali ke Pantai sambil termenung, ingin menikmati hangatnya matahari pagi di Pantai Suryawangi. Lalu Emzet baru menyadari bahwa matahari terlihat sangat indah dan lebih dekat dibandingkan dari Pantai Labuhan Haji, view di sini juga lebih luas dan tanpa hambatan.

Namun, karena kondisi hati Lalu Emzet yang masih amburadul, bersama gempuran bimbang dengan keberadaan Saciko. Maka, Lalu Emzet kemudian galau dan meninggalkan lokasi tempatnya menikmati Kopi Suryawangi.

Usai membayar Kopi, Lalu Emzet beranjak menuju Pulang. Karena merasa ngantuk, maka Lalu Emzet berhenti di surau kecil dengan Air yang sangat jernih. Uniknya, meskipun bertetangga dengan pantai, Air di di dekat suaru itu tidak terasa Asin.

Di Lokasi ini, Lalu Emzet sebentar menatap bangunan yang didirikan Pemerintah Daerah Lombok Timur bernama PT. Energi Selaparang, tepat diatas muara tempatnya berwhuduq.

PT. Energi Selaparang ini ditetapkan melalui Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Timur Nomor 8 tahun 2014 tentang perseroan terbatas energi selaparang yang bertanda tangan Bupati Lombok Timur, Moch Ali bin Dachlan.

Dalam peraturan daerah tersebut, maksud dan tujuan dari berdirinya PT ini adalah untuk  penyaluran bahan bakar untuk Stasiun Pengisian Bahan bakar Umum (SPBU), penyaluran bahan bakar minyak tanah, solar, dan gas, baik untuk keperluan rumah tangga, perkantoran dan industri, termasuk Stasiun Pengisian Bahan bakar Elpiji (SPBE) dan Stasiun Pengisian Bahan bakar Nelayan (SPBN);

Selain itu perusahaan ini juga bergerak di bidang pengelolaan dan penyaluran air mineral produksi local, melakukan ekspor-impor dan perdagangan bahan bakar minyak tanah dan gas serta kegiatan usaha terkait; sesuai dengan yang tertuang di akta pendirian.

Sejenak Lalu Emzet berfikir, sungguh cerdas Bupatinya. Membuat perusahaan selalu memiliki nama atau ada Selaparang-nya. Bukan soal itu saja. Peluang kerja untuk masyarakat juga tentu saja mampu mengurangi pengangguran melalui keberadan perusahaan baru tersebut. 

Asal pengelola atau pemegang kebijakan di daerah ini di masa depan sesuai dengan apa yang dicita-citakan Bupati yang dikenal angker tapi visoner ini. Lalu Emzet kemudian berdo’a semoga penggantinya di masa depan mampu se-vioner Ali bin Dachlan guna melanjutkan adicita Gumi Selaparang.

Selain itu, Lalu Emzet juga sempat terfikirkan bahwa tentu saja penyelenggaraan otonomi daerah akan dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan manakala didukung oleh sumber-sumber pendapatan daerah untuk membiayai pelaksanaan pembangunan dan pemerintahan di daerah dalam mencapai kesejahteraan masyarakat.

Visionernya Bupati juga terlihat dari lokasi tempat didirikannya PT tersebut. Pantai Suryawangi, Pantai Panjang nan Indah yang memang nyata disinari matahari setiap pagi, yang semoga menambah energi Gumi Selaparang. (Bersambung)